Rudianto Lallo: Fenomena No Viral No Justice tak Baik untuk Penegakan Hukum

Nhico
Nhico

Rabu, 18 Desember 2024 16:48

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo.
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo.

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo, menyoroti lambatnya penanganan kasus hukum di kepolisian.

Bahkan ada kesan no viral no justice, di mana kasus harus viral di media sosial terlebih dahulu baru mendapat penanganan serius.

Yang teranyar yakni kasus dugaan penganiayaan seorang perempuan berinisial DAD oleh anak bos toko roti di Jakarta Timur, George Sugama Halim. DAD melaporkan kasus itu pada 18 Oktober 2024, namun Polres Jaktim baru menangkap pelaku pada 16 Desember 2024 setelah kasus itu viral di media sosial.

“Karena kalau viral baru ditangani, ya kita sampaikan pada masyarakat Indonesia, kalau mau masyarakat Indonesia mencari keadilan, mau ditangani, ya viralkan dulu. Kan tidak bagus kalau penegakan hukum seperti itu,” ujar Rudianto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR dengan Kapolda Kalteng dan Kapolres Jaktim, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12).

Rudianto menyayangkan lambatnya penanganan kasus-kasus hukum seperti itu sering terjadi. Bahkan, kerap kali sang pelapor yang kasusnya diabaikan adalah masyarakat dari kalangan bawah.

“Kalau laporan masyarakat ini dari kaum marjinal, ini kita prihatin. Jangan mentang-mentang dia miskin, orang kecil, kaum pekerja, lalu laporannya diabaikan. Sering kali terjadi seperti itu,” tegas Rudianto.

Fenomena no viral no justice, menurut Rudianto, dapat mencoreng nama baik Polri sekaligus menggerus kepercayaan publik pada Korps Bhayangkara.

“Kita sayang kepada Polri, kita cinta kepada Polri. Tetapi kalau ada perilaku oknum-oknum seperti ini yang mengabaikan laporan-laporan polisi, yang kebetulan pelapornya hanya pekerja biasa, ini yang sungguh-sungguh memprihatinkan bagi kita,” tegasnya.

Legislator dari Dapil Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar) itu menyinggung jargon Polri Presisi (prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan) yang menurutnya sangat bagus namun belum dijalankan maksimal sampai tingkat bawah.

“Pak Kapolri punya jargon Presisi, luar biasa jargon itu, tetapi di lapangan tidak Presisi. Yang rugi siapa? Sayang kan? Pak Kapolri punya mimpi mereformasi Kepolisian Republik Indonesia, tapi di bawah tidak dikerjakan. Ini catatan saya, Pak Kapolres,” tukasnya.

 Komentar

Berita Terbaru
Daerah22 Januari 2025 10:46
Syaharuddin Alrif Ingin Buat Pasar Batu Lappa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Sidrap
Pedomanrakyat.com, Sidrap – Bupati terpilih Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), H. Syaharuddin Alrif, terus berkomitmen mendorong perubahan si...
Metro22 Januari 2025 10:30
DPRD Sulsel Dukung Program Pemerintah Pusat, Rachmatika Dewi: MBG Kami Sudah Anggarkan di APBD 2025
Pedomanrakyat.com, Makassar- DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, siap mendukung program pemerintah pusat yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan ...
Berita21 Januari 2025 23:30
Prakiraan Cuaca Wilayah Sulsel 22 Januari 2025: Potensi Hujan Ringan Sepanjang Hari di Makassar
Pedomanrakyat.com, Makassar – Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Sulawes...
Metro21 Januari 2025 23:00
Bahas LHP BPK, Sekda Jufri Rahman Instruksikan OPD Segera Lakukan Tindak Lanjut
Pedomanrakyat.com, Makassar – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Dr Jufri Rahman, memimpin Rapat Percepatan dan Optimalisasi Tindaklan...