Pedomanrakyat.com, Gaza – Serangan udara Israel ke sebuah rumah sakit di Jalur Gaza pada Minggu (23/3/2025) menewaskan lima orang, termasuk seorang pemimpin politik Hamas. Demikian menurut keterangan medis Palestina dan Hamas.
Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan seorang tokoh kunci dalam kelompok militan tersebut.
Otoritas kesehatan Jalur Gaza menyebutkan bahwa serangan itu menghantam departemen bedah di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Baca Juga :
- Bupati Enrekang Yusuf Ritangnga Tinjau Puskesmas Sudu, Evaluasi Pelayanan dan Janjikan Pembenahan Fasilitas Kesehatan
- Negara-negara Arab Terima Usulan Mesir, 100 Negara Mulai Beraksi soal Pembangunan Kembali Gaza
- Usaha Trump untuk Kuasai Gaza Sia-sia, Arab Bersatu Lakukan Perlawanan: Kami Tak Akan Menyerah!
Militer Israel mengaku serangan tersebut dilakukan berdasarkan intelijen yang mendalam dan menggunakan amunisi presisi untuk meminimalkan kerusakan di lokasi.
Hamas mengonfirmasi bahwa seorang anggota kantor politiknya, Ismail Barhoum, tewas dalam serangan itu. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengiyakan bahwa target serangan adalah Barhoum. Demikian seperti dilansir CNA.
Saluran TV Al-Aqsa milik Hamas melaporkan bahwa Barhoum sedang menjalani perawatan di rumah sakit untuk luka-luka yang dideritanya dalam serangan sebelumnya.
Israel menuduh Hamas menyembunyikan diri di rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan secara sistematis, klaim yang dibantah berulang kali oleh kelompok tersebut.
Setelah dua bulan relatif tenang dalam perang, warga Jalur Gaza kembali melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa setelah Israel secara efektif mengabaikan gencatan senjata, meluncurkan serangan udara dan darat baru pada Selasa (18/3).
Pemimpin Hamas lainnya, Salah al-Bardaweel, tewas dalam serangan terpisah di Khan Younis. Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka membunuh Bardaweel pada Sabtu (22/3).
Baik Bardaweel maupun Barhoum adalah anggota badan pengambil keputusan Hamas yang beranggotakan 19 orang, yaitu kantor politik. Menurut sumber Hamas, 11 dari mereka telah tewas sejak perang dimulai pada 2023.
Komentar