Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Digugat, Muhammad Fauzi: Jika Tertutup Demokrasi Mundur Selangkah

Muh Saddam
Muh Saddam

Jumat, 30 Desember 2022 20:04

Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Digugat, Muhammad Fauzi: Jika Tertutup Demokrasi Mundur Selangkah

Pedomanrakyat.com, Makassar – Sejumlah pihak saat ini tengah mengajaukan judical review terhadap UU No. 7 Tahun 2019 atau UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Penggugat meminta MK untuk membatalkan Pasal 168 ayat 2 tentang sistem pemilihan anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten yang dilakukan dengan proporsional terbuka.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Muhammad Fauzi menilai gagasan itu adalah bentuk kemunduran demokrasi.

Sebab, jika pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup, partailah yang memegang peranan lebih dominan dalam menentukan caleg yang terpilih.

“Demokrasi kita akan mundur selangkah. Sebab, bukan lagi pilihan terbanyak masyarakat yang terpilih tetapi lebih ke pilihan partai,” jelas Fauzi.

Konsekuensi lainnya saat caleg terpilih, hubungan emosional legislator dengan konstituen akan semakin minim. Karena masyarakat tidak bisa memilih langsung wakilnya, tapi hanya memilih partai dan nomor urut.

“Legislator ini kan selain memang patuh pada partai juga tak bisa dipisahkan dengan tanggung jawab dia ke konstituen dapilnya. Proporsional tertutup akan mengikis itu,” tandasnya.

Menurutnya, sistem proporsional terbuka sebelumnya diterapkan juga atas hasil putusan Mahkamah Konstitusi.

Kala itu sistem proporsional tertutup dinilai tidak membuka partisipasi langsung masyarakat menentukan wakilnya.

“Ini juga sesuai amanat reformasi yang menginginkan pemilihan langsung. Jika kembali ke tertutup demokrasi kita tidak bertumbuh. Setiap sistem pasti ada kekurangan, kalau pun ada minornya itu saja yang dibenahi jangan gonta-ganti sistem apalagi mundur,” terangnya.

Anggota DPR RI Dapil Sulsel III ini juga melayangkan kritik ke anggota KPU yang memunculkan polemik soal kemungkinan proporsional tertutup. Hal ini dinilai tidak pas sebab masih berproses di MK.

“Ini kan ribut-ribut setelah KPU sampaikan kemungkinan sistem tertutup. Tidak etis KPU membuat framing seolah akan diterapkan sistem itu padahal dia adalah pihak terkait dan masih berproses. Dalam kasus hukum apa pun pihak terkait tidak boleh berwacana karena bisa mempengaruhi pandangan hakim. KPU jangan genit memainkan wacana,” tutupnya.

 Komentar

Berita Terbaru
Daerah06 November 2025 11:35
Pengangguran di Parepare Turun Jadi 4,98 Persen
Pedomanrakyat.com, Parepare – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Parepare kembali menurun. Data BPS Sulsel mencatat, per Agustus 2025 TP...
Ekonomi06 November 2025 11:30
Wali Kota Parepare Tinjau Pasar UMKM, Dorong Revitalisasi untuk Hidupkan Ekonomi Lokal
Pedomanrakyat.com, Parepare – Wali Kota Parepare, Tasming Hamid, meninjau langsung Pasar UMKM atau Pasar Kuliner di Kota Parepare, Rabu (5/11/20...
Metro05 November 2025 23:32
Jepang Siapkan Reform Imigrasi, Sulsel Siapkan Talenta
Pedomanrakyat.com, Makassar – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman menerima audiensi Konsulat Jenderal Jepang di Makassar, ...
Metro05 November 2025 22:40
Melinda Aksa: Lansia Adalah Sumber Inspirasi dan Pilar Keluarga Tangguh
Pedomanrakyat.com, Makassar – Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, mengajak kader PKK kecamatan dan kelurahan untuk terus berperan aktif da...