Pedoman Rakyat, Jakarta – Indonesia terpilih mewakili Asia sebagai anggota Dewan Badan Pangan Dunia (FAO) pada Sidang ke-42 Konferensi FAO yang diselenggarakan secara virtual pada 14 – 18 Juni 2021.
Namun rupanya, prestasi tersebut sudah sangat lama Indonesia tidak raih. Informasi diperoleh, penghargaan seperti itu terakhir di zaman orde baru.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya, sangat bersyukur dan memberikan apresiasi atas kepercayaan dari Badan Pangan Dunia untuk Indonesia menjadi anggota Dewan FAO mewakili Asia yang dinilai sebagai pengakuan atas kinerja positif sektor pertanian Indonesia.
Baca Juga :
“Pertanian kita dinilai tumbuh luar biasa oleh FAO dalam beberapa waktu terakhir. Sektor pertanian Indonesia telah memberikan kontribusi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif. Maka penunjukan sebagai anggota dewan ini, kami nilai sebagai kepercayaan yang luar biasa,” kata kader dari Partai NasDem itu.
Syahrul menyebut program pembangunan sektor pertanian di bawah arahan Presiden Joko Widodo terus membuahkan hasil positif. Syahrul mengatakan kinerja dan kontribusinya terhadap pemulihan ekonomi sangat baik dan terjaga.
Kemudian di tempat lain, Guru Besar IPB, Profesor Muhamad Firdaus mengapresiasi terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Dewan pada Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) mewakili Asia.
Menurutnya, kepercayaan ini adalah prestasi yang luar biasa, sekaligus kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
“Terpilihnya Indonesia menurut saya suatu prestasi dan kebanggaan bagi Indonesia, karena kita dalam sejarahnya pernah punya posisi yang sangat penting ini, namun sudah lama sekali, yaitu pada zaman Orba (Orde Baru),” ujar Firdaus Rabu, 23 Juni 2021.
Firdaus mengatakan, dengan posisi tersebut maka ke depan, Indonesia berpeluang besar memberi masukan kongkrit dalam mengembangkan pertanian global. Disisi lain, Indonesia juga bisa berkontribusi langsung pada aspek perbaikan data pertanian.
“Aspek perbaikan itu meliputi metode pengukuran food waste, inovasi pertanian rakyat, dan berbagai lesson learned, serta show cases yang sudah ada di Indonesia dalam digitalisasi pertanian,” katanya.
Menurut Firdaus, posisi Indonesia dalam memperkuat pangan dunia sangatlah penting, terutama dalam mentransfer teknologi dan digitalisasi yang terus berkembang. Dengan begitu, maka pembangunan pertanian nasional akan lebih baik dan lebih merata.
“Untuk kepentingan nasional posisi ini penting karena sebagai organisasi pangan dunia tentunya akan dapat dimanfaatkan Indonesia untuk transfer teknologi dan model kebijakan pembangunan pertanian secara lebih baik,” tutupnya.
Sebagai informasi, Indonesia terpilih menjadi wakil kelompok regional Asia bersama 5 negara Asia lainnya yaitu Bangladesh, China, Jepang, Filipina, dan Korea Selatan. Total anggota yang ada saat ini jumlahnya mencapai 49 anggota dengan komposisi perwakilan regional Afrika (12), Asia (9), Eropa (10), Amerika Latin dan Karibia (9), Near East (6), Amerika Utara (2) dan Southwest Pacific (1).
Indonesia sendiri bergabung dengan FAO sejak tahun 1948 dan telah menjabat sebagai anggota Dewan FAO selama periode 1955-1964, 1967-2000, 2003-2014, 2015-2018, dan 2020-2021.

Komentar