Pedomanrakyat.com, Inggris – Suporter Liverpool mendesak Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin untuk mengundurkan diri setelah kekacauan yang terjadi di Final Liga Champions dii Stade de France.
Ketua Asosiasi Pendukung Penyandang Cacat Liverpool, Ted Morris melukiskan gambaran mengerikan tentang peristiwa di luar stadion Paris beberapa jam sebelum kekalahan Liverpool dari Real Madrid. Hal itu disampaikannya saat memberikan bukti kepada Senat Prancis kemarin.
Morris secara khusus membidik Darmanin, yang menuding insiden itu terjadi karena suporter Liverpool yang mencoba memasuki stadion dengan tiket palsu.
Baca Juga :
“Dengan istri saya, kami mencintai Prancis dan Paris, tetapi Anda, Tuan Darmanin, Anda berbohong dan saya meminta Anda untuk menarik tuduhan Anda. Jika Anda memiliki kesopanan untuk melakukannya, saya harap Anda memiliki kesopanan untuk mengundurkan diri,” ujar Morris.
Morris termasuk di antara pendukung Liverpool yang terkena gas air mata. Dia yang menggunakan kursi roda harus diangkat dari gerbang yang terkunci oleh sesama penggemar ketika mencoba melarikan diri dari huru-hara. Lalu juga ada seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dengan autisme yang terpisah dari ayahnya.
“Suporter penyandang disabilitas tiba di Paris untuk melihat festival sepakbola. Mereka berada di tengah-tengah karnaval kengerian, dan itu akan meninggalkan luka mental jangka panjang bagi mereka,” katanya.
“Mereka memperlakukan pendukung penyandang disabilitas seperti binatang. Perlakuan yang mereka terima akan menjadi aib abadi bagi semua otoritas yang ada di sana untuk melindungi kita. Itu benar-benar melalaikan tugas,” tambahnya.
Joe Blott, ketua kelompok pendukung Spirit of Shankly, menuduh polisi beroperasi berdasarkan praduga sejak tahun 1980-an dalam menangani pendukung Inggris. Menurut Blott, penggunaan gas air mata pada penggemar yang tidak bersalah seharusnya tidak perlu terjadi.
Blott juga mendesak pihak berwenang untuk belajar dari kesalahan mereka menjelang Piala Dunia Rugbi tahun depan di Prancis dan Olimpiade 2024 di Paris.

Komentar