Pedoman Rakyat, Maros – Penanganan Kasus stunting kasus stunting di Kabupaten Maros berjalan baik. Buktinya, angka stunting terus menurun, bahkan tersisa 9,27% pada tahun ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Maros, Muhammad Yunus, menyampaikan kasus stunting atau gagal tumbuh anak karena minim gizi di wilayahnya kian terkendali. Hingga 6 Oktober 2021, tersisa 2.892 anak atau sekira 9,72%.
Menurut dia, bila melihat tren, angka stunting terus menurun, termasuk dibandingkan tahun lalu. Dia berharap, penanganan stunting bisa semakin progresif dan bisa semakin menekan kasus stunting di daerah berjuluk Butta Salewangang ini.
Baca Juga :
“Tahun lalu jumlahnya itu 3.812 (anak-red) atau sekitar 13,04%,” ungkap dia, Kamis (14/10).
Guna mengakselerasi pengendalian kasus stunting, Pemkab Maros melalui Tim Penggerak PKK menggelar temu kader terkait pendataan dan pencegahan stunting. Pemkab Maros juga terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting di wilayahnya.
“Refreshing kader posyandu, perkuat kerja sama lintas sektor, kolaborasi Tim Penggerak PKK dengan Pemerintah Desa dan Kelurahan,” sebutnya.
Sekretaris PKK Maros, Fitriani Syamsuar, menambahkan, temu kader bertujuan meningkatkan peran serta kader PKK dalam pendataan dan pencegahan stunting di wilayahnya.
“Kami melakukan pencegahan melalui pendataan, serta sosialisasi ke masyarakat melalui kader PKK,” tuturnya.
PKK juga mengoptimalkan kader di seluruh kecamatan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai stunting dan pencegahannya. “Kita menjelaskan ke mereka, apa itu stunting serta cara pencegahan dari stunting itu sendiri,” jelasnya.
Dia mengatakan, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi pendidikan keorangtuaan di masyarakat. Toh, stunting sebenarnya bisa dicegah sejak dini.
Ia membeberkan angka stunting tertinggi terjadi pada tahun 2019 dan 2020. Namun, pada tahun 2021 diharapkan terjadi penurunan. “Saat ini memang ada beberapa kecamatan dengan angka stunting yang tinggi,” imbuhnya.
Terdapat lima kecamatan yang memiliki jumlah kasus stunting tertinggi. Masing-masing yakni Mandai, Turikale, Lau, Moncongloe dan Bontoa.
Bupati Maros, AS Chaidir Syam, sebelumnya membeberkan angka stunting di wilayahnya dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Guna mengakselerasi penurunan kasus kekerdilan pada anak, pihaknya mendukung delapan aksi percepatan dan penurunan stunting terintegrasi.
Chaidir menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kelahiran (HPK). Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh instansi terkait untuk bersama-sama saling berembuk membahas rancangan penanganan penurunan angka stunting.
Komentar