Pedomanrakyat.com, Makassar – Komisi D DPRD Sulawesi Selatan, menyoroti pengerjaan jalan poros Tuppu-Pao-Pamulungan, batas antara Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Pinrang.
Hal tersebut disampaikan, Wakil Ketua Komisi D DPRD Sulsel, Andi Aan Nugragaha, saat rapat kerja Komisi D bersama Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (DBMBK) Sulsel, Kamis (17/4/2025).
Aan Nugraha menuturkan bahwa, ruas jalan dan drainase dk poros Tuppu-Pao-Pamulungan, sangat drainsenya, sangat mepet dengan pinggir Gunung.
Baca Juga :
“Jadi ruas jalan ini cuttingnya lebih dekat dengan gunung, sehingga ketika terjadi lonsor itu drainase dan jalan tertimbung tanah,” ungkap Aan.
Sehingga kata dia, yang harus diutamakan dalam pengerjaan jalan tersebut, yakni pelebaran cutting jalan berserta perbaikan drainase.
“Jalan ini lebih membutuhkan pelebaran dan cutting gunung serta drainase. Kalau itu dilakukan maka akan lebih panjang lagi pengerjaan jalannya,” tuturnya.
Pasalnya, kata dia, kondisi pada saat musim hujan datang tentu jalan yang sudah di aspal hotmixs akan hancur, karena air akan membentuk genangan baru.
“Itu hotmixnya baru dikerja sudah hancur, itu kan jadi kerugian negara, untung putus kontrak itu bu, seandainya tidak, saya minta dikaji lagi,” tegas legislator NasDem Sulsel ini.
Olehnya itu, ia meminta agar kedepannya pada saat perencanaan Detailed Engineering Design (DED) konsultan yang turun kelapangan harus memang betul-betul memahami keadaan di lapangan.
“Bisa koordinasi dengan masyarakat bahwa apa yang di butuhkan masyarakat di sini apa sebenarnya sebelum di kerajaan kontruksi tersebut” terang Aan.
Selain jalan poros Tuppu-Pao-Pamulungan, ia juga menyoroti terkait pemeliharaan jalan poros penghubung antara Desa Padangloang Pinrang dan Desa Binabaru Sidrap.
“Setiap tahun ada anggaran pemilihataan. Jadi saya sarankan dari pada diberi anggaran pemeliharan, lebih baik dikerjakan supaya lebih dilihat action (tindakan) di masyarakat, karena ini dianggarkan sekitar Rp2 miliar setiap tahun,” tutupnya.

Komentar