Pedomanrakyat.com, Jakarta – Beberapa orang menganggap rokok elektrik dan vape sebagai alternatif untuk berhenti merokok konvensional.
Faktanya, spesialis paru dari RS Paru Persahabatan dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) mengungkapkan menghirup rokok elektrik sebanyak 30 kali sama seperti merokok sebatang.
“Kandungan nikotin sekali hisap itu ada nol sampai 35 mikrogram nikotin. Namun, perlu diperhatikan, saat seseorang menghirup 30 kali hisapan itu bisa mencapai kadar nikotin 1 miligram,” ujar Erlina dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Sabtu (14/1/23).
Artinya, penggunaan rokok elektrik dan vape berdampak buruk bagi paru-paru. Dikutip dari Hopkins Medicine, para ahli memiliki teori bagaimana rokok elektrik bisa merusak paru-paru.
“Vaping adalah sistem pengiriman yang mirip dengan nebulizer, yang mungkin akrab dengan penderita asma atau kondisi paru-paru lainnya, kata Stephen Broderick, ahli bedah kanker paru-paru di Johns Hopkins.
Vape melapisi paru-paru dengan bahan kimia yang berpotensi berbahaya, ramuan e-liquid biasanya mencakup beberapa campuran perasa, aditif aromatik, dan nikotin atau THC (zat kimia dalam ganja yang menyebabkan efek psikologis).
Selain itu, zat umum yang ditemukan dalam e-liquid saat dipanaskan dapat menimbulkan risiko bagi paru-paru, seperti diacetyl dan acrolein.
Semua itu diketahui dapat merusak saluran di paru-paru, termasuk juga formaldehyde, bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan berkontribusi pada penyakit jantung.
‘Popcorn Lung’
‘Popcorn lung’ adalah nama lain untuk bronchiolitis obliterans (BO), suatu kondisi langka yang diakibatkan oleh kerusakan saluran udara kecil di paru-paru.
BO awalnya ditemukan saat pekerja pabrik popcorn mulai sakit. Pelakunya adalah diacetyl, bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mensimulasikan rasa mentega dalam popcorn microwave.
Diacetyl sering ditambahkan ke e-liquid beraroma untuk meningkatkan rasa. Menghirup diacetyl dapat menyebabkan jaringan perut permanen di cabang terkecil saluran udara yang membuat sulit bernapas, dan peradangan.
Pneumonia Lipoid
Berbeda dengan pneumonia biasa yang disebabkan oleh infeksi, pneumonia lipoid berkembang ketika asam lemak masuk ke paru-paru.
Pneumonia lipoid terkait vape adalah hasil dari menghirup zat berminyak yang ditemukan dalam e-liquid, yang memicu respons inflamasi di paru-paru.
Gejala pneumonia lipoid meliputi batuk kronis, sesak napas, batuk darah atau lendir bercampur darah. Menurut Broderick, hal terpenting untuk dilakukan adalah mengidentifikasi apa penyebabnya, dalam hal ini adalah vape.
Komentar