Pedoman Rakyat, Makassar – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh positif sebesar 4,8 persen hingga 5,8 persen di tahun 2021.
Apalagi, ekonomi Sulsel dinilai terbesar, sehingga jika Sulsel mengalami resesi ataupun tumbuh akan berdampak pada provinsi lainnya.
Direktur Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Sulsel, Endang Kurnia Saputra mengatakan pertumbuhan ekonomi didorong beberapa langkah yang telah dirancang.
Baca Juga :
Penurunan suku bunga Bank Sentral harus diikuti dengan penurunan suku bunga kredit oleh perbankan.
“Melanjutkan di 2020, kebijakan BI akan tetap akomodatif terbukti suku bunga telah diturunkan,” ujarnya, Jumat (15/1/2021).
Bank Indonesia, kata Endang, juga akan mendukung pembiayaan ekonomi dengan melanjutkan kebijakan makroprudential seperti perkreditan yang mendukung sektor-sektor produktif, uang muka bahkan likuiditas.
Tak hanya itu, BI dan Kementerian Keuangan akan melanjutkan skema burden sharing seperti yang telah diputuskan bersama dan tetap dilanjutkan hingga 31 Desember 2021.
Untuk pembiayaan APBN BI berpartisipasi dalam mekanisme pasar dan pembelian langsung.
Demikian pula BI akan mendukung ekonomi keuangan digital, sehingga bisa mengakselerasi pemulihan keuangan.
“Melalui transaksi digital, BI menyambungkan digital banking atau fintech melalui interlink untuk kedua layanan,” jelas Endang.
Ia juga menambahkan jika BI turut serta dalam pembiayaan pembangunan guna mendukung sektor keuangan. Mengingat, Sulsel merupakan provinsi terpenting di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Menurutnya, peredaran uang di Sulsel nantinya, satu dari dua terbesar di Indonesia
“Kami akan tumbuhkan uang-uang itu di sini. Pertama, indikatornya bahwa ukuran ekonomi Sulsel merupakan terbesar, 35 persen dari perekonomian Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua),” terangnya. (ria)
Komentar