Pedomanrakyat.com, Makassar – Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar, Rosmala Arifin mengatakan, secara umum, kinerja Bank Sulselbar pada tahun 2021 sangat baik meski masih di tengah pandemi.
Bahkan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank Sulselbar mengucurkan senilai Rp21,26 triliun atau terealisasi 100,17 persen dari target dan tumbuh 8,21 persen secara YoY.
Baca Juga :
Rinciannya, penyaluran kredit Investasi (KI) senilai Rp2,47 triliun, sedangkan kredit modal kerja (KMK) senilai Rp2,27 triliun, serta kredit umum lainnya (KUL) senilai Rp16,47 triliun.
“Kredit dan pembiyaan terealisasi 100,17 persen yaitu senilai Rp21,26 triliun. Capaian itu berada di atas rata-rata kredit perbankan,” ungkap Rosmala.
Adapun dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank Sulselbar berhasil menghimpun senilai Rp18,62 triliun atau terealisasi sebesar 103,51 persen dan tumbuh sebesar 15,06 persen YoY.
Rinciannya, Giro senilai Rp5,0 triliun, Tabungan Rp5,16 triliun, dan Simpanan Berjangka Rp8,38 triliun.
Selanjutnya, rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Sulselbar pada tahun 2021 mencapai 21,30 persen, Return of Equity (ROE) sebesar 17,47 peren, Return on Assets (ROA) sebesar 3,09 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,66 persen.
Sedangkan, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 70,97 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 114,19 persen, serta Non Perfoarmong Loan (NPL) sebesar 0,92 persen, lebih baik dari rata-rata bank umum dan BPD konvensional.
“Dari seluruh BPD di Indonesia, Bank Sulselbar menempati urutan ketiga dengan NPL terendah. Artinya, risiko penyaluran kredit masih bisa dijaga dengan baik,” jelas Rosmala.
Menurut dia, ada sejumlah upaya yang dilakukan Bank Sulselbar untuk menjaga agar NPL sesuai dengan target perusahaan, mulai dari peningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kredit, memperhatikan dengan baik bagaimana proses kredit berjalan, serta penambahan satu direktur kredit sehingga lebih fokus pengelolaannya lebih fokus.
Ke depan, yang masih akan menjadi pekerjaan rumah Bank Sulselbar adalah meningkatkan porsi kredit produktif yang saat ini masih berada di angka 21 persen. Tak hanya itu, tantangan lainnya adalah meningkatkan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA).
“Pekerjaan rumah tahun 2022 memang mendorong (kredit dan pembiayaan) sektor produktif. Juga bagaimana meningkatkan angka CASA, harapannya bisa lebih besar,” jelas Rosmala.
Komentar