Pedomanrakyat.com, Makassar – PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI) baru saja menyelesaikan survei di Sulawesi Selatan terkait Pilpres 2024 mendatang.
Di mana, hasil riset dari lembaga survei PT IPI mengemukan bahwa kecenderungan pemilih cerdas mendukung Anies Baswedan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif PT IPI, Suwadi Idris Amir, dalam diskusi “Ngorol Politik Akhir Tahun Bersama Wartawan Politik Sulsel” di Warkop 115, Makassar, Rabu (28/12/2022).
Baca Juga :
“Sementara grassroots, kalangan menengah ke bawah, itu cenderung ke Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Namun di kalangan menengah ke bawah itu, Prabowo masih primadona,” kata Suwadi.
Suwadi menjelaskan, kelebihan Ganjar adalah kemampuan menarik simpati dari pendukung fanatik Jokowi di Sulsel. Meskipun sebenarnya, masih banyak pendukung Jokowi yang belum menentukan sama sekali.
“Strongvoters Prabowo itu tinggi, sekitar 28 persen. Dengan asumsi itu saya berani mengatakan Prabowo masih akan leading di Sulsel jika maju di Pilpres nanti,” terangnya.
“Asalkan head to head dan tidak ada tokoh Sulsel yang digandeng sebagai calon wakil presiden oleh Anies ataupun Ganjar,” tambah Suwadi.
Lanjutnya, baik Prabowo dan Ganjar sama-sama menunggu restu dari Presiden Jokowi. Kondisi ini menempatkan posisi Anies, sebagai oposisi, lebih berpeluang menang jika Pilpres digelar dua putaran.
“Anies adalah satu-satunya perwakilan oposisi saat ini. Sehingga peluang menangnya besar kalau tiga calon. Namun bila head to head, apalagi jika Prabowo berpasangan dengan Ganjar, maka justru peluang justru berada ditangan Prabowo-Ganjar,” tutur Suwadi.
Menurutnya, langkah Anies yang terlalu cepat memproklamirkan diri sebagai bakal calon presiden juga dianggap sebagai langkah blunder. Terlepas dari segala kelebihan, start lebih awal membuka peluang bagi rival untuk melakukan mitigasi.
“Gerak terlalu awal memiliki kelebihan dan kekurangan. Minesnya, adalah mudah diukur. Saya yakin lawan pasti sementara mengukur gerakan Anies. Siapa donaturnya, bagaimana kemampuan finansialnya, di mana basis jaringannya dan lain-lain,” paparnya.
Sementara, keputusan Prabowo untuk tidak bergerak lebih awal dianggap Suwadi sebagai langkah yang tepat. Mengingat posisinya sebagai menteri pertahanan menjadi taruhan sekira ia bergerak tanpa restu Jokowi.
Senada, Analis Politik dari Universitas Pancasakti, Sakral Wijaya Saputra SIP, MTrAP menilai, elektoral Prabowo akan sangat ditentukan oleh kinerjanya selama menjabat Menhan.
“Sehingga wajar jika dia lebih fokus pada tugas-tugas jabatannya saat ini,” tuturnya.
Sakral juga menyebutkan, dari seluruh bakal calon, hanya Prabowo yang sudah pasti tidak perlu saling sikut figur internal partai sendiri. Terlebih Gerindra merupakan partai pememang ketiga di Indonesia.
Kondisi berbeda dihadapi oleh Ganjar yang masih harus bersaing dengan Puan Maharani di internal PDIP. Begitupun Anies yang meski sudah mengantongi janji Nasdem, namun belum mendapatkan koalisi yang jelas.
“Berdasarkan semua indikator-indikator ini, Pak Prabowo memiliki peluang paling besar untuk kembali berkontestasi di Pilpres mendatang ketimbang figur bakal calon lainnya,” tegas Sakral.
Komentar