Pedomanrakyat.com, Makassar – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, mengundang para kreditur yang tergabung dalam pemberian kredit sindikasi kepada PT. Ceria Metalindo Prima, salah satunya Bank Sulselbar.
Kegiatan dilakukan sebagai bentuk apresiasi Kementerian ESDM atas dukungan para kreditur dalam berpartisipasi dalam pemberian kredit sindikasi kepada PT. Ceria Metalindo Prima untuk keperluan investasi proyek pembangunan pabrik Rotary Klin Electric Furnace (RKEF) 1×71 MVA yang berlokasi di desa Ponre Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Nilai proyek sebesar USD 347,1 juta. Total fasilitas kredit sindikasi yang disediakan oleh para kreditur sebesar USD277.690.000, Bank Sulselbar berpartisipasi sebesar maksimal USD 10 juta dengan jangka waktu kredit sampai dengan tahun 2030.
Baca Juga :
Sampai dengan Februari 2022 portofolio kredit sindikasi Bank Sulselbar telah mencapai Rp.1.559 triliun untuk IDR serta untuk USD mencapai USD 1.645 juta.
Kegiatan seremoni penandatangan perjanjian kredit pengolahan bijih nikel laterit PT. Ceria Metalindo Prima dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2022 di kantor Kementerian ESDM di Jakarta.
Hadir dalam penandatangan akad kredit / signing ceremony, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Plt. Direktur Utama PT. Bank Sulselbar, H. Yulis Suandi, Direktur Utama PT. Ceria Metalindo Prima serta Pemimpin Divisi Korporasi dan Komersial Bank Sulselbar, Ruslan LB serta perwakilan kreditur lainnya.
Arifin Tasrif : “Objek usaha pertambangan Ceria telah masuk sebagai salah satu proyek strategis nasional kategori pembangunan smelter, selain itu smelter Ceria telah ditetapkan masuk dalam obyek vital nasional bidang Mineral dan Batu Bara.
Pemerintah berkewajiban untuk memastikan iklim investasi di Indonesia termasuk oleh Ceria berjalan dengan baik karena hasilnya akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi bidang energi dan mineral yang maksimal dimana produksi Nikel yang hasilkan akan menjadi komoditas unggulan dan paling dicari oleh industri teknologi dimasa depan.
H. Yulis Suandi : “Partisipasi dalam pemberian kredit sindikasi ini merupakan implementasi dari visi Bank Sulselbar menjadi bank kebanggaan dan pilihan utama membanguan kawasan timur Indonesia. Kebijakan Umum Direksi di Tahun 2022 untuk Kinerja Bisnis Berkelanjutan dan Optimalisasi Volume Transaksi Devisa.
Nikel merupakan komoditas masa depan yang prospektif salah satunya untuk menekan emisi karbon dari bahan bakar fosil seiring dengan gencarnya pengambangan industri kendaraan listrik”
Ruslan LB : “Bank Sulselbar berpengalaman dalam aktivitas perkreditan sindikasi khususnya di wilayah Sulawesi. Kredit Sindikasi yang diberikan ini dalam bentuk USD dimana sebelumnya Bank Sulselbar turut serta juga untuk proyek pabrik pengolahan nikel di wilayah Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan adanya dukungan ini akan memberikan kepastian dan kepercayaan kepada investor bahwa bank pembangunan daerah mampu berkontribusi untuk kemajuan ekonomi energi nasional”
Komentar