Pedoman Rakyat – Korban kematian akibat virus korona di Italia memang parah. Bahkan, saat ini di Italia mencatatkan rekor baru pada Jumat 20 Maret, dan pemerintah daerah menerapkan langkah terbaru dengan melarang warga berjalan di taman, jogging hingga bersepeda.
“Sudah ratusan yang meninggal. Apa lagi yang perlu dipahami orang-orang atas tragedi [virus corona] ini?” ucap Sergio Venturi, Kepala Satuan Tugas Cirus Corona di Emilia-Romagna dilansir Okezone, Sabtu (21/3/2020).
Italia melaporkan 627 kematian dalam sehari pada Jumat, sehingga total kematian akibat Covid-19 di negara itu menjadi 4.032 orang.
Baca Juga :
Sebelumnya pada Kamis Italia melaporkan 475 kematian, membuat Italia menyalip China sebagai negara terbanyak yang melaporkan kematian
Sedangkan kasus Covid-19 naik menjadi 47.021 dari 41.035 sebelumnya, kata Badan Perlindungan Sipil Italia.
“Mungkin puncaknya tidak akan datang minggu depan, tetapi minggu berikutnya,” kata kepala Perlindungan Sipil Angelo Borrelli mengatakan kepada radio Rai.
Menanggapi krisis yang berkembang, wilayah Veneto menutup taman dan mengatakan penduduk tidak lagi bisa berjalan-jalan. Sementara pemerintah Emilia-Romagna melarang warga untuk jogging dan naik sepeda.
Lombardy pusat epidemi virus corona, mengatakan sekitar 100 tentara akan dikerahkan untuk membantu polisi setempat memperketat penguncian atau lockdown.
Pemerintah Italia pada pekan lalu memerintahkan restoran, bar, dan sebagian besar toko tutup secara nasional hingga 25 Maret. Selain itu, pemerintah menutup sekolah dan universitas dan menyuruh semua orang tinggal di rumah hingga 3 April.
Demi meningkatkan semangat, semua stasiun radio Italia, untuk pertama kalinya, secara bersamaan menyiarkan lagu kebangsaan pada pukul 11.00 waktu setempat, diikuti tiga lagu ikonik, “Azzurro,” “La canzone del sole” dan “Nel blu dipinto di blu. ” Namun, suasana nasional telah suram minggu ini karena jumlah kematian meningkat tak terelakkan.
“Rasanya seperti kita berada di dunia lain. Saya tidak tahu, itu perasaan yang sangat buruk. Saya berharap ini akan segera selesai karena ini tidak baik,” kata penduduk Roma, Anna Marcotullio. (*)
Komentar