Pedoman Rakyat, Makassar – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Debbie Purnama Rusdin kembali menyapa konstituenya dengan melakukan sosialisasi perda penyebarluasan perda provinsi Sulawesi Selatan, nomor 3 tahun 2018 tentang pembangunan kepemudaan, di Hotel Grand Palace, Jl. Tentara Pelajar, Senin (20/09/2021).
Sosialisasi bersama sejumlah elemen masyarakat ujung tanah ini menerapkan protokol kesehatan covid – 19. Hadir sebagai narasumber sekjend gerakan pemuda Indonesia yang juga Ketua Umum Front Nasional Perjuangan buruh Indonesia, Ansar Manrulu dan ketua Umum Badko HMI Sulselbar, Lanyala Soewarno.
Anggota Fraksi Golkar tersebut mengawali pemaparannya dengan menjelaskan tentang tugas dan tanggungjawab DPRD mengsosialisasikan Perda. Debbie juga memaparkan tujuan Perda Kepemudaan tersebut.
Baca Juga :
“Kaum muda menghadapi tantangan yang besar, terutama jika dikaitkan dengan kesiapan lapangan kerja. Untuk itu, pemuda perlu difasilitasi agar dapat mandiri dan menciptakan lapangan kerja. Nah semua sudah telah diatur dalam perda kepemudaan ini” ujarnya
Debbie memotivasi para pemuda agar tidak menyia – yiakan masa mudanya, dengan melakukan kegiatan yang positif yang bermanfaat untuk masa depannya.
“Jangan sia – siakan masa mudanya, buka usaha yang lebih kreatif memanfaatkan platform digital. Bacaki baik baik Isi perda itu, kita dapat dibantu oleh pemerintah, baik itu keterampilan, modal usaha dan lain sebagainya,” harap Debbie Rusdin.
Seorang tokoh masyarakat Ujung Tanah, Muh Nur Mekkah yang hadir dalam acara itu, menyampaikan maraknya kasus perang kelompok yang melibatkan pemuda, tak hanya pengembangan dunia usaha, tapi juga pembangunan spritual Akhlak penting bagi pemuda.
“Maraknya kasus perang kelompok di Kecamatan Ujung Tanah yang melibatkan kelompok pemuda. Pembangunan spritual akhlak juga tak kalah pentingnya dari pada pengembangan bakat usaha,” ucap Muh Nur Mekkah.
Ketua Umum Front Nasional Perjuangan buruh Indonesia, Ansar Manrulu mengatakan bahwa bahwa pembagunan dunia usaha dan spiritual sangat penting bagi pemuda.
“Keduanya penting, karena jika tidak ada usaha tak ada lapangan kerja. Banyak pengangguran tanpa kegiatan ini juga yang memicu terjadinya perang kelompok. Tapi jika ada penyaluran kreatifitas, tindak kriminal akan hilang,” ujar Ansar Manrulu.(*)
Komentar