Pedomanrakyat.com, Makassar – Saat ini, Pemerintah Kota Makassar sedang mengupayakan agar Kota Makassar dapat tergabung dalam jejaring Kota Sehat di ASEAN oleh World Health Organization (WHO).
Hal ini disampaikan Kepala Bappeda, Helmy Budiman saat ditemui selepas pertemuan dengan tim WHO sebagai tindak lanjut hasil Regional Workshop to Develop City Health Profiles and Healthy City Plan, di Ruang Sipakale’bi, Balai Kota Makassar, Rabu, (24/5/2023).
Pada kesempatan itu, Helmy menyampaikan jika masih ada beberapa tahapan yang mesti dilalui. “Saat ini telah memasuki tahap kedua yakni melakukan pengisian form atau formulir yang diberikan WHO,” ujar Helmy.
Baca Juga :
Dia mengungkapkan jika tahapan ini sangat krusial. Pasalnya merupakan lanjutan tahapan pertama. Menurut Helmy, tahapan kali ini lebih spesifik dan membutuhkan beberapa dokumen dari SKPD.
“Tahapan pertama kemarin itu kita menyiapkan formulir yang tidak terlalu spesifik. Tapi sekarang ini spesifik dan ada beberapa dokumen-dokumen yang dibutuhkan dari SKPD,” ungkapnya.
Helmy menargetkan tahapan ini selesai awal Juni 2023 mendatang. Sebab itu pada pertemuan tersebut diundang juga beberapa SKPD terkait, agar nantinya dapat menyelesaikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan tepat waktu.
“Makanya tadi melalui rapat koordinasi ini, kita mengumpulkan SKPD yang sifatnya teknis. Melalui teman-teman di Bappeda, melalui Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan, kita harap ini selesai tepat waktu. Tanggal 1 Juni, SKPD menyelesaikannya,” ungkap Helmy
Dia beraharap rencana ini berhasil agar dapat membuat Kota Makassar sebagai percontohan untuk kota-kota yang lain, sehingga bukan hanya capaian visi semata, tapi juga Makassar menjadi role model untuk kota-kota lainnya di ASEAN.
“Nantinya ini Makassar bisa menjadi percontohan untuk kota-kota lain dan ini sudah kami paparkan April lalu di Nepal,” kata Helmy
Perwakilan World Health Organization Country Office Indonesian, dr. Fransiska Mardiananingsih mengatakan jika saat ini hanya ada dua kota yang menyelesaikan tahap pendaftaran.
“Memang dari sejumlah kota yang menyatakan berminat di Indonesia, baru dua yang bisa menyelesaikan tahap pendaftarannya, yaitu Kota Makassar dan Kabupaten Wajo,” ungkap dr. Fransiska
Dia menuturkan jika program Jejaring Kota Sehat WHO Asia Tenggara ini baru dilaunching pada 2022 lalu dan mengundang kota-kota di Indonesia untuk bergabung.
“WHO di kawasan Asia Tenggara mulai membangun jejaring kota sehat di kota-kota di Asia Tenggara. Saat launching, kami memang mengundang kota-kota yang ada di Indonesia untuk bergabung menjadi Jejaring Kota Sehat,” tuturnya.
dr. Fransiska mengatakan jika kota yang tergabung nantinya di jejaring tersebut akan diikutkan dalam proses capasity building yakni pengingkatan kapasitas pelatihan dan pendampingan teknis
Sebelum diikutkan dalam capasity building, Pemkot Makassar diminta untuk memberikan profil kesehatan Kota Makassar. Setelah didapatkan gambaran seperti apa kesehatan di Kota Daeng ini, maka akan dibuatkan rencana perbaikan dan pengembangannya.
“Itu yang akan kita bantu proses perencanaannya sampai nanti bagaimana bisa diimplementasikan sehingga bisa berdampak kepada semua golongan masyarakat,” ujarnya.
Hasil akhir dari rangkaian proses ini, anggota awal Jejaring Kota Sehat akan difasilitasi agar dapat mendeterminasi hasil pembelajaran proses tadi untuk menangani isu spesifik perkotaan.
“Jadi lewat proses itu, kita berharap nantinya lebih banyak lagi kota-kota di Indonesia yang masuk ke dalam jejaring sehingga dapat juga meningkatkan kapasitas tadi,” jelasnya.
Komentar