Pedomanrakyat.com, Maros – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan di Kabupaten Maros akan datang lebih awal dibanding tahun sebelumnya. Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Desember 2025, lebih cepat satu bulan dibanding tahun lalu yang berlangsung pada Januari–Februari.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sulsel, Syamsul Bahri, menyampaikan bahwa tanda-tanda awal musim hujan mulai terlihat sejak akhir Oktober.
“Kami memprediksi awal musim hujan masuk di akhir Oktober. Hujan sudah mulai turun siang hingga malam hari dan merata dari Maros hingga Makassar,” ujar Syamsul, Senin (27/10/2025).
Baca Juga :
Menurut Syamsul, sebelumnya pada masa pancaroba, hujan hanya turun di sebagian wilayah Maros dan bersifat sporadis. Kini, curah hujan sudah merata hingga wilayah tetangga seperti Kabupaten Pangkep.
“Kalau sebelumnya hujan hanya di Maros dan tidak merata, sekarang sudah mulai menyebar luas,” jelasnya.
Meski curah hujan meningkat, intensitasnya diperkirakan tidak ekstrem karena kondisi iklim saat ini tergolong netral, tidak dipengaruhi fenomena El Nino maupun La Nina.
“Untuk tiga bulan ke depan, cuaca dalam kondisi netral. Tidak ada fenomena besar yang mendominasi,” ungkapnya.
BMKG tetap mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi hujan deras dan angin kencang pada November mendatang. Beberapa wilayah pegunungan seperti Camba, Tompobulu, dan Moncongloe berpotensi mengalami curah hujan tinggi.
Syamsul mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan langkah antisipasi sejak dini.
“Kami berharap BPBD dan instansi terkait melakukan pemangkasan pohon-pohon besar di tepi jalan. Selain itu, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan drainase berfungsi dengan baik,” pesannya.
Ia menekankan bahwa banjir kerap terjadi bukan semata akibat curah hujan tinggi, melainkan karena saluran air yang tersumbat.
“Musim hujan ini ibarat air yang ‘mudik’ ke daerah kita. Jadi siapkan tempatnya, bersihkan selokan, keruk drainase, dan normalisasi sungai agar air bisa mengalir lancar,” ujarnya.
Sekretaris BPBD Maros, Nasrul, menyebut pihaknya telah melakukan pemangkasan pohon besar di sejumlah titik rawan, terutama di jalur utama seperti Poros Maros–Makassar, Maros–Pangkep, dan Maros–Bone.
“Kami memangkas pohon-pohon di pinggir jalan yang berisiko tumbang saat angin kencang. Ini bagian dari upaya pencegahan agar tidak menimbulkan kecelakaan,” jelas Nasrul.
Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan pemerintah desa, kelurahan, dan kecamatan untuk membentuk posko siaga bencana di wilayah rawan banjir atau longsor.
“Posko siaga ini akan menjadi pusat informasi dan tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi bencana selama musim hujan,” tutup Nasrul.

 
 
 
 
 
 
Komentar