Pedoman Rakyat, Makassar – Petugas penyelamat telah menemukan 62 mayat di lokasi ledakan truk bahan bakar di kota Cap-Haitien, kata seorang pejabat pemadam kebakaran pada hari Rabu (15/12/2021), menambahkan bahwa jumlah korban tewas diperparah oleh warga yang berusaha membongkar kendaraan untuk mengumpulkan bahan bakar.
Ledakan itu menghanguskan fasad rumah dan toko di dekatnya dan menghancurkan mobil dan sepeda motor pada Senin malam setelah truk terbalik, kecelakaan yang menurut saksi mata terjadi ketika pengemudi truk berusaha menghindari menabrak sepeda motor.
Baca Juga :
Sebuah stasiun radio Haiti mengutip seorang pejabat lokal yang menyebutkan jumlah korban tewas di kota di pantai utara Haiti itu sebanyak 75 orang. Namun penghitungan resmi, termasuk mereka yang meninggal di rumah sakit utama kota itu, belum jelas karena dokter di sana belum menyelesaikan penghitungan, kata mereka, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/12/2021).
Proses pencarian sudah selesai di lokasi ledakan, kata pejabat lain, Frandy Jean, yang mengepalai pemadam kebakaran Haiti untuk wilayah utara.
Dampak ledakannya diperparah karena warga menyimpan BBM di rumah mereka dan karena beberapa mendekati truk ketika terbalik, kata Jean, tindakan yang disebabkan keputusasaan karena kekurangan bensin yang parah.
“Sopir telah memperingatkan orang-orang untuk tidak mendekati truk,” kata Jean dalam sebuah wawancara. “Mereka tidak mendengarkan. Mereka membawa telepon mereka, yang mereka gunakan (sebagai senter), dan beberapa mencoba melubangi tangki dengan palu.”
Perdana Menteri Ariel Henry pada hari Selasa mengunjungi rumah sakit utama Cap-Haitien untuk bertemu dengan para korban. Dia berjanji mengeluarkan dana pemerintah sebagai respons atas tragedi itu, dan mengatakan jenazah akan dimakamkan di pemakaman resmi kenegaraan.
Rabu adalah hari pertama dari tiga hari berkabung nasional untuk para korban.
Selama hampir satu bulan, Haiti mengalami kekurangan bahan bakar yang melumpuhkan mulai Oktober ketika koalisi sejumlah geng memblokir akses ke terminal bahan bakar, memaksa beberapa bisnis dan rumah sakit ditutup sebagian atau seluruhnya sebagai akibatnya.
Geng tersebut bulan lalu mencabut blokadenya, tetapi banyak orang Haiti mengatakan mereka masih berjuang untuk mencari bahan bakar.
Geng telah tumbuh lebih kuat sejak pembunuhan Juli terhadap Presiden Jovenel Moise, yang menciptakan kekosongan politik dan memungkinkan kelompok kriminal memperluas wilayah mereka.
Komentar