Pedoman Rakyat, Palu – 3 tahun lalu Gempa Bumi berkekuatan M 7,7 mengguncang Kota Palu, Sigi dan Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), gempa kemudian dimutahirkan jadi M 7,4.
Gempa terjadi tepat pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. 2.000 ribu orang lebih meninggal dunia, puluhan ribu warga mengungsi dan mengalami luka-luka.
Guncangan ini memicu tsunami hingga ketinggian 4 hingga 13 meter di Kota Palu dan Donggala. Sementara itu juga mengakibatkan lukuefaksi di petobo, Balaroa Kota Palu dan Jono Oge, Kabupaten Sigi.
Baca Juga :
Beragam cara warga peringati 3 tahun bencana gempa di Sulteng itu.
Paling banyak warga datang ke pemakaman massal. Secara berangsur-angsur warga terlihat datang ke pemakaman massal, Selasa (28/9/2021).
Penuh isak tangis, warga keluarga korban gempa Sulteng itu terlihat menabur bunga.
Sebagian warga juga melakukan doa bersama di pemakaman massal itu.
Tak hanya warga, pemkot Palu, juga berziarah sekaligus tabur bunga di pemakaman massal pada momen tiga tahun pascagempa, tsunami dan likuefkasi, Selasa petang.
Ziarah pemakaman massal korban bencana itu dipimpin Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido beserta pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah kota tersebut mengenang peristiwa dahsyat 28 September 2018 yang menelan ribuan korban jiwa.
“Semoga semua korban ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya, semua amal ibadahnya diterima dan seluruh kesalahannya diampuni oleh Allah Subhanahu Wata Ala, Tuhan Yang Maha Esa,” kata Reny.
Khusus warga Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan terpantau memilih untuk menggelar doa bersama lintas agama dalam rangka mengenang korban gempa dan likuefaksi sekaligus refleksi tiga tahun bencana itu.
Komentar