Pedomanrakyat.com, Makassar – Mantan Penjabat Wali Kota Makassar Prof Yusran Yusuf, memuji pola kepemimpinan Ketua NasDem Sulawesi Selatan Rusdi Masse (RMS).
Hal tersebut disampaikan Prof Yusran saat diskusi interaktif NasDem Mendengar dengan tema “Makassar Mencari Pemimpin”, di NasDem Tower, Makassar, Sabtu (20/4/2034).
Prof Yusran menegaskan, pola kepemimpinan yang digagas oleh NasDem Sulsel selama ini, harus diintrodusir kedalam menajemen pemerintahan.
Baca Juga :
- Dihadapan Puluhan Ribu Masyarakat, Irwan-Sudirman Komitmen Perjuangkan Kemajuan Pinrang
- Dari Warkop Hingga Kolong Rumah, RMS Keliling Enrekang Demi Kampanyekan Andalan Hati dan Ucu-Iwan
- Rusdi Masse ‘Turun Gunung’ Kampanyekan Ucu-Iwan di Pilkada: Jangan Panik Teman, Kami hanya Mau Warga Enrekang Sejahtera!
“Saya tidak memuji Pak RMS, tapi saya melihat salah satu pola kepemimpinan bagus, meskipun beliau sibuk di Jakarta. Tapi pendelegasiannya jelas ke Pak Syahar (Sekretaris NasDem Sulsel Syaharuddin Alrif),” jelasnya.
Untuk itu harap Prof Yusran, pola kepemimpinan seperti ini harus dimiliki dan diterapkan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam menajemen pemerintahan.
“Jadi dua pemimpin memilik peran yang sama, sehingga tidak ada istilah ban serep. Jadi kedepan saya kira itu dasarnya, Makassar tidak bisa dikelolah satu orang, tapi harus dua orang ini menjadi dua kekuatan saling melengkapi,” beber Prof Yusran.
Lebih lanjut ia menyampaikan, Makassar kalau bicara Kota sejarah, kota budaya, kota bandar itu sudah selesai. Bahwa dari sejarah dengan sekarang ini tidak ada yang luar biasa.
“Malah peran-peran kota makassar yang kalau kita bicara sejarah, jauh lebih hebat dibanding sekarang,” ucapnya.
Olehnya itu sebutnya, diharapkan pemimpin kedepan adalah pemimpin yang tidak hanya mendemontrasikan apa dilakukan, tetapi juga bisa menginspirasi warga yang lain.
Ia juga menitipkan kepada Calon Wali Kota (cawalkot) Makassar kedepan, agar bagaimana membangun ruang-ruang publik yang bisa membudayakan warganya.
“Sehingga kita bertemunya pada pertemuan-pertemuan seperti ini, tapi di ruang-ruang publik sangat terbatas terutama generasi-generasi anak muda kita,” kunci Prof Yusran.
Komentar