Pedomanrakyat.com, Makassar — Sebuah tonggak sejarah baru tercipta dalam dunia akademik dan hukum Islam di Makassar. Dr. Zainal Abidin, S.H., M.H., Pembina Markaz Al-Qur’an Nurudda’wah (MAN) Mamajanh- Kota Makassar, secara resmi meraih gelar Doktor Syariah Hukum Islam dari Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Dalam sidang promosi doktor yang berlangsung khidmat, Zainal Abidin mempertahankan disertasi berjudul “Konsep al-Tawaqquf dalam Ijtihad Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Perspektif Empat Imam Mazhab”. Disertasi ini mendapatkan apresiasi tinggi dari para penguji karena dinilai memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pemikiran hukum Islam kontemporer, khususnya dalam konteks ijtihad kolektif di lingkungan Muhammadiyah.
Gelar Doktor dengan Karya Bernilai Strategis
Baca Juga :
Penelitian Zainal Abidin mengupas secara mendalam konsep al-tawaqquf — sebuah pendekatan fikih dalam mengambil keputusan hukum ketika belum ada kejelasan hukum secara pasti. Ia kemudian mengaitkannya dengan metodologi ijtihad Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dan meninjaunya melalui empat mazhab besar dalam Islam: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
Menurut para penguji, temuan dalam disertasi ini memberikan pijakan metodologis yang kuat bagi pengambilan keputusan hukum yang lebih bijak, moderat, dan sesuai dengan dinamika zaman. “Karya ini tidak hanya akademik, tapi juga strategis bagi dunia dakwah dan keislaman di Indonesia,” ujar salah satu penguji dalam sidang terbuka.
Perjalanan Panjang Penuh Dedikasi
Zainal Abidin lahir di Indragiri Hilir, Riau, pada 17 Januari 1994. Perjalanan pendidikannya ditempuh dengan penuh semangat dan kerja keras. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Riau, ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Modern KMI Assalam (Alumni Gontor) Jawa Timur. Pengalaman pesantren ini menjadi pondasi penting dalam kiprah intelektual dan dakwahnya.
Tahun 2014, Zainal melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar pada Prodi Ahwal Syakhṣiyyah dengan beasiswa penuh dari Yayasan Muslim Asia (AMCF). Ia lulus dengan predikat cum laude pada tahun 2018, lalu langsung melanjutkan studi Strata Dua (S2) di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, juga dengan predikat cum laude.
Pada tahun 2022, ia menapaki jenjang doktoral di kampus yang sama. Perjuangan panjang tersebut kini terbayar lunas dengan resmi disandangnya gelar Doktor Syariah Hukum Islam (Dr.) pada tahun 2025.
Kontribusi untuk Umat dan Dunia Akademik
Selain aktif dalam dunia akademik sebagai dosen tetap di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar dan pengajar di Ma’had Al-Birr, Zainal Abidin juga dikenal sebagai sosok pembina muda yang inspiratif melalui kiprahnya merintis dan membina di Markaz Al-Qur’an Nurudda’wah (MAN) Kec. Mamajang Kota Makassar. Selain Markaz Al Quran Nurudda’wah (MAN), Zainal Abidin juga sebagai Manajer Operasional di Markaz Al Quran Sitti Zainab (MASZ) di Kec. Wolo Kab. Kolaka Prov. Sulawesi Tenggara. Hal ini menunjukkan dedikasi dan perhatian serta kecintaannya terhadap pendidikan Al Quran bagi anak anak usia dini.
“Gelar ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab lebih besar untuk mengabdi, berdakwah, dan berkontribusi untuk umat,” ujar Zainal usai sidang promosi doktor.
Dengan capaian ini, ia berharap dapat menjadi teladan bagi generasi muda, khususnya para mahasiswa dan santri, bahwa keberhasilan besar selalu lahir dari ketekunan, keikhlasan, dan semangat belajar yang tinggi.
Inspirasi untuk Generasi Muda
Kisah perjalanan Zainal Abidin dari pesisir Riau hingga meraih gelar doktor di Makassar menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi bukan hanya milik mereka yang berkecukupan, tetapi bagi siapa saja yang memiliki tekad kuat.
Prestasi ini tidak hanya membanggakan keluarga besar Universitas Muhammadiyah Makassar dan UIN Alauddin Makassar, tetapi juga menjadi motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus belajar, berkarya, dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Komentar