Pedomanrakyat.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap realisasi belanja daerah masih didominasi untuk belanja pegawai.
Secara rata-rata belanja pegawai yang digunakan dari belanja daerah porsinya 35,01%, untuk porsi belanja pegawai di 2022 sebesar 34%.
Meski demikian, dalam paparannya porsi belanja pegawai sudah mengalami penurunan dari 40,06% pada 2013, dan menurun juga dari 2021.
Baca Juga :
“Kita lihat di daerah belanja masih didominasi oleh belanja pegawai yang dalam hal ini memang mengalami tren penurunan tapi masih cukup tinggi yakni di 34%,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Jakata Pusat, Selasa (13/6/2023).
Dalam paparan Sri Mulyani, total belanja daerah pada 2022 mencapai Rp 1.074,7 triliun. Angka itu rinciannya untuk belanja pegawai Rp 365,4 triliun, belanja barang jasa Rp 308,8 triliun, belanja modal Rp 170,8 triliun, dan belanja lainnya Rp 229,8 triliun.
Sri Mulyani memberikan pesan agar anggaran transfer ke daerah bisa digunakan untuk program yang berdampak langsung ke masyarakat.
“Kita perlu lihat agar belanja APBD bisa dirasakan langsung dampak dan manfaatnya oleh masyarakat,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga menjelaskan transfer ke daerah (TKD) merupakan sumber pendapatan utama untuk pendapatan daerah atau APBD sebesar 68%. Sri Mulyani menyebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) di daerah sudah mengalami kenaikan.
“Ini menggambarkan ekonomi di daerah juga sudah makin meningkat sehingga sumber-sumber penerimaan asli daerah alami perbaikan,” jelasnya.
Berdasarkan paparan Sri Mulyani pendapatan daerah pada 2022 sebesar Rp 1.059,4 triliun dari sebelumnya Rp 726,9 triliun pada 2013.
Namun pada 2022 menurun dari 2021 yang sebesar Rp 1.168,2 triliun. Kemudian porsi PAD cenderung meningkat dari 21,7% pada 2013 menjadi 27,4% pada 2022.
Komentar