Pedoman Rakyat, Jakarta – Pemilihan Presiden (Pilpres) masih terbilang masih begitu lama. Bursa para calon presiden (capres) pun menguat satu persatu. Bahkan sejumlah lembaga sudah melakukan survei terhadap nama-nama yang menguat.
Salah satunya adalah hasil suvei Indonesia Political Opinion (IPO). Dalam survei yang dilangsungkan pada 2-10 Agustus lalu, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada pada posisi teratas survei capres 2024, kemudian oleh Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Prabowo Subianto.
Hasil survei IPO ini kemudian dibahas kembali dalam diskusi bertajuk ‘Mungkinkah Capres Teratas Versi Survei Berubah?
Baca Juga :
Menurut Pengamat Politik Hasan Nasbi menilai bahwa potensial capres justru dipengaruhi oleh konsolidasi partai politik. Dia menyebut tiga parpol dengan perolehan suara terbesar pada pemilu 2019, PDI Perjuangan, Golkar, dan Gerindra yang akan fokus memajukan capres pilihannya masing-masing.
“Kalau menurut saya, 3 partai besar hari ini, PDIP, Gerindra, Golkar itu pengin punya double impact. Jadi punya calon presiden sendiri,” ujar Hasan dikutip dari Detik dalam diskusi bertajuk ‘Mungkinkah Capres Teratas Versi Survei Berubah?’ di Cikini, Jakarta Pusat (Jakpus), Minggu (5/12/2021).
“Misalkan, Gerindra kan punya orang yang powerful seperti Prabowo. Secara elektabilitas powerful, tapi kan partainya nomor 2. Kalau kursi malah nomor ketiga. PDIP, dia gak punya tokoh. Bukan gak punya tokoh, dia punya Ganjar sih tapi kan sulit membayangkan Ganjar namanya keluar dari PDIP. Yang paling memungkinkan kan Bu Puan,” lanjut dia.
Menurut, elite Gerindra Arief Poyuono menilai bahwa sosok Ganjar-Anies akan ‘habis baterai’ pada tahun 2022. Sehingga tidak ada lagi tempat untuk pencitraan
Ditambah kata dia, Anies kini sedang berpolemik terkait penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E yang menuai kontroversi. Anies juga sempat diperiksa oleh KPK untuk melacak aliran dana yang sudah dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta untuk penyelenggaran Formula E.
Komentar