Pedomanrakyat.com, Jakarta – Pengakuan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai yang mengaku memiliki tiga pacar sontak bikin kaget publik.
Pria asal Papua itu mengungkapkannya dalam sambutan di acara Pengangkatan Dalam jabatan Manajerial Kementerian HAM, Selasa (31/12/2024).
Pigai, sapaan akrabnya menyebut sudah 13 tak memiliki istri.
Baca Juga :
Kendati demikian publik cukup dibuat kaget mendengar pidato Pigai yang menyebut memiliki pacar hingga tiga orang.
Kala itu, Natalius Pigai mewanti-wanti anak buahnya untuk tidak main mata.
“Enggak boleh main mata antarpasangan, laki-laki, perempuan. Saya sudah 13 tahun tidak punya istri cuma 3 pacar, 3 bos,” kata Pigai, dikutip dari video di kanal Youtube KemenHAM.
Natalius Pigai mengaku selalu berperilaku baik, sehingga tidak ada teror atau permasalahan yang dihadapinya di media sosial.
“Saya 3 aja saya nggak pernah macem-macem, Instagram terbuka, Twittter terbuka, Facebook terbuka, WA terbuka, nggak ada yang teror saya, karena memang kita baik,” ujarnya.
“Nggak boleh (main mata). Kalau ketahuan, saya copot,” sambungnya.
Potongan video ketika Natalius Pigai menyampaikan pidato tersebut beredar viral di media sosial dan menuai kontroversi di kalangan warganet.
Lantas, siapa sosok tiga wanita yang menjadi pacar Menteri HAM Natalius Pigai?
Hingga kini tak ada informasi pasti mengenai sosok wanita yang jadi kekasih Pigai.
Sosok Natalius Pigai
Natalius Pigai dikenal sebagai tokoh HAM yang lahir di Paniai, Papua Tengah, pada 25 Desember 1975.
Sejak usia muda, Pigai sudah menunjukkan tekad kuat dalam membela hak-hak masyarakat, khususnya kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Pigai adalah lulusan Sekolah Tinggi Pemerintah Masyarakat Desa di Yogyakarta, tempat ia memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintah (S.I.P.).
Selain bersekolah di pendidikan formal, Pigai juga terjun di berbagai pelatihan dan pendidikan non-formal.
Pada 2003, Natalius Pigai mengambil pendidikan statistika di Universitas Indonesia.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2005.
Pigai juga menyelesaikan pendidikan kepemimpinan di Lembaga Administrasi Negara pada 2010-2011.
Karier profesional Pigai dimulai sebagai staf khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari tahun 1999 hingga 2004.
Selama periode tersebut, ia terlibat dalam berbagai isu penting, termasuk sebagai moderator dialog interaktif di TVRI dari 2006 sampai 2008.
Kontribusinya terus berlanjut saat ia menjadi konsultan Deputi Pengawasan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias dan tim asistensi di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri pada 2010-2012.
Sebagai putra asli Papua, Pigai tidak pernah melupakan tanah kelahirannya.
Ia aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada hak-hak kelompok terpinggirkan, seperti Yayasan Sejati dan Yayasan Cindelaras.
Komentar