Pedomanrakyat.com, Sulteng – Mabes Polri menyatakan pelaku penembakan Erfaldi alias Aldi (21), warga penolak tambang emas di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, merupakan anggota polisi berpakaian sipil.
“Jangan ada lagi kejadian Kendari, kejadian di Parigi, yang melakukan penembakan semua anggota berpakaian preman,” kata Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Irjen Ferdy Sambo sebagaimana dikutip dari video yang diunggah akun @divpropampolri, Kamis (17/2/2022).
Sambo meminta pembatasan terhadap penggunaan senjata selama pengamanan unjuk rasa sehingga penembakan ke massa aksi tak terulang. Selain itu, anggota yang mengamankan demo juga harus memakai seragam.
Baca Juga :
“Sehingga kelihatan. Harus dilucuti senjatanya, karena ada tahapan yang harus dilalui,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sambo mengatakan jika kesalahan prosedur penggunaan senjata api terus terjadi, sanksi tak hanya dijatuhkan pada anggota polisi terkait. Namun, pimpinan satuan bahkan hingga Kapolres juga harus bertanggung jawab.
Menurutnya, proses pengamanan yang terukur harus dilakukan seperti apa yang telah terjadi di Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Namun, Sambo tak merincikan lebih lanjut mengenai momentum yang dicontohkan oleh dirinya itu.
Jika berkaca ke belakang, salah satu kegiatan pengamanan yang dilakukan oleh polisi di Jawa Tengah ialah saat mendampingi tim Badan Pertanahan Nasional mengukur lahan tambang batu andesit di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo.
“Ini sudah dilakukan pelucutan senjata,” ujarnya.
Jenderal bintang dua menegaskan penggunaan senjata api harus mengacu Peraturan Kepala Kepolisian RI (Perkap) Nomor 1 Tahun 2009.
“Tidak ada pengecualian menggunakan senjata api yang tidak mendasarkan hukum,” katanya.
Dalam kasus penembakan warga saat demo tolak tambang emas di Parigi Moutong, sebanyak 17 anggota polisi yang bertugas selama pembubaran unjuk rasa tersebut telah diperiksa.
Demonstrasi dilakukan oleh Aliansi Rakyat Tani menolak aktivitas tambang emas PT Trio Kencana di Parigi Moutong. Menurut polisi, para demonstran melakukan aksi pemblokiran jalan hingga dibubarkan.
Namun, dalam proses itu terdapat satu warga yang mengikuti aksi tewas tertembak. Belum ada tersangka yang dijerat oleh kepolisian. Polisi mengklaim bahwa saat ini masih menunggu hasil uji balistik dari barang bukti yang dikumpulkan.
Komentar