Pedomanrakyat.com, Jakarta – Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro mengungkapkan bahwa virus SARS-CoV-2 varian Omicron sub varian BA.4 dan BA.5 penyebarannya lebih cepat.
Subvarian BA.4 dan BA.5 pertama kali diketahui di Indonesia pada 6 Juni 2022, yang terdeteksi pada empat orang. Namun, pada tanggal 12 Juni 2022, diketahui sudah terdeteksi pada 20 kasus di Indonesia,
“BA.4 dan BA.5 ini memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat,” kata Reisa saat memberikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Baca Juga :
Ia mengatakan, pasien yang tertular subvarian BA.4 dan BA.5 rata-rata mengalami gejala ringan. Dan, sejauh ini hanya ada satu pasien yang mengalami gejala sedang dengan keluhan batuk dan sesak napas, sakit kepala, mual muntah, dan sakit perut.
“Subvarian ini dapat menyebabkan lonjakan kasus kembali. Sebaiknya kita menelaah pengalaman atau fakta yang terjadi di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.
Disebutkan bahwa secara historis, kenaikan kasus selalu terjadi bersamaan dengan munculnya varian baru yang termasuk varian of concern seperti varian Delta pascamasa Idul Fitri tahun 2021 serta varian Omicron pascalibur Natal dan Tahun Baru 2022.
“Kenaikan jumlah kasus positif dan aktif biasanya terjadi dari dua hingga empat minggu pascadiindentifikasinya varian baru yang muncul,” jelas Reisa.
Pada gelombang sebelumnya, lanjut Reisa, kenaikan kasus terjadi setelah 20 hingga 35 hari pascahari raya. Dan, kasus puncak terjadinya pada hari ke-43 hingga hari ke-65 setelah hari raya.
“Oleh karena itu, kita tidak boleh lengah dan tetap harus waspada, terutama dengan hadirnya subvarian baru yang dinyatakan oleh WHO sebagai varian of concern telah ada di sekitar kita. Persiapkan diri dengan baik,” kata Reisa.
Pada 16 Juni 2022, penambahan kasus positif Covid-19 secara nasional sebanyak 1.173 kasus, 509 orang sembuh, dan meninggal sebanyak 3 orang.
Komentar