Pedomanrakyat.com, Jakarta – Keluarga korban penghilangan paksa mengaku kecewa dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena mengingkari janji untuk menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu.
Apalagi, Jokowi justru bersekutu dengan terduga pelaku penculikan, yaitu calon presiden nomor urut 2 sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
“Tentu kami sangat kecewa atas apa yang selama ini dijanjikan oleh Presiden Jokowi. Bahkan sebelum dia menjadi Presiden, dia ingin juga menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu khususnya untuk kasus penghilangan paksa,” kata adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo, dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Baca Juga :
“Alih-alih memenuhi hak korban, dia ternyata malah bersekutu dengan pelaku. Indikator yang paling adalah bahwa dia sama sekali tidak menggubris ratusan kali aksi Kamisan yang dilakukan oleh keluarga korban,” ujarnya.
Wahyu pun mengatakan pernyataan Prabowo yang menyebut kasus pelanggaran HAM masa lalu jadi isu musiman sangat menyakiti perasaan keluarga korban.
Ia justru menilai isu itu mengganggu Prabowo dan orang-orang di sekitarnya karena jadi utang mereka.
“Pernyataan dari kubu Prabowo yang menyatakan bahwa isu penculikan, isu pelanggaran HAM masa lalu adalah isu musiman itu tentu sangat melecehkan. Sangat menyakiti keluarga korban dan itu menunjukkan kebengisan yang mereka pelihara,” ucapnya.
Wahyu menegaskan keluarga korban penghilangan paksa akan terus mengejar dan menagih utang tersebut. Menurutnya, Prabowo secara tak langsung telah mengakui bahwa kasus penghilangan paksa di era Soeharto merupakan tanggung jawabnya.
“Dalam debat pertama kemarin secara implisit Prabowo mengakui kasus penculikan itu adalah tanggung jawabnya dengan mengatakan bahwa korban-korban yang saya culik seperti Budiman Sudjatmiko sudah merapat ke saya,” kata Wahyu.
“Itu artinya Prabowo sebenarnya memang terlibat di dalam itu. Dan secara formal sudah ada putusan dari dewan kehormatan perwira,” sambungnya.
Komentar