Pengemudi Ojol Minta MK Batalkan Aturan Dana Pensiun Mantan Pejabat: Kerja 5 Tahun tapi Dapat Seumur Hidup

Editor
Editor

Sabtu, 17 September 2022 11:32

Kantor MK.(F-INT)
Kantor MK.(F-INT)

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Seorang pengemudi ojek online atau ojol bernama Ahmad Agus Rianto, meminta Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan aturan mengenai dana pensiun mantan pejabat negara.

Aturan tersebut tertuang dalam sejumlah pasal di Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara.

Dalam permohonannya, Agus menilai mantan pejabat negara semestinya tidak berhak menerima dana pensiun karena hanya bekerja dalam kurun waktu tertentu.

“Misalnya DPR 5 tahun, menteri 5 tahun, kepala daerah juga 5 tahun. Tentu menjadi aneh jika bekerja dalam waktu 5 tahun sudah mendapatkan hak pensiun,” tulis pemohon, dikutip dari surat permohonan yang diunggah di situs resmi MK, Sabtu (17/9/2022).

“Menjadi enak, jika kerja cuma 5 tahun tetapi setelah tidak menjabat bisa mendapatkan hak pensiun seumur hidup dan dilanjutkan oleh ahli warisnya,” ujar dia.

Pemohon membandingkan seorang pegawai negeri yang harus bekerja selama 10 hingga 30 tahun untuk mendapatkan hak pensiun.

Sementara, para pejabat negara sudah mendapatkan gaji tinggi dan berbagai tunjangan selama menjabat.

“Jika pensiun itu dimaknai sebagai penghargaan negara kepada pejabat negara yang telah mengabdi bertahun-tahun, tentu dokter dan guru-guru yang mengabdi di daerah terpencil lebih berhak mendapatkan hak pensiun,” kata pemohon.

Di samping itu, pemohon juga menilai ketentuan mengenai dana pensiun bagi pejabat negara merugikan dirinya. “Karena retribusi dan pajak yang dibayar Pemohon seharusnya dipergunakan untuk peningkatan pelayanan dasar masyarakat dan pembangunan sarana prasarana umum yang bermanfaat pada masyarakat,” kata pemohon.

Pemohon pun menyinggung situasi ekonomi yang menurut dia masih sulit setelah pandemi Covid-19 yang keuangan negara harus dikelola secara efisien untuk kemakmuran rakyat.

Menurut dia, keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mencerminkan kondisi keuangan negara sedang tidak baik-baik saja.

“Utang negara sekarang ini mencapai Rp 7.000 triliun, sehingga semua penyelenggara negara harus mengencangkan ikat pinggang, agar APBN bisa digunakan secara baik dan efisien,” ujar pemohon.

Menurut pemohon, hak pensiun bagi para pejabat dapat dipahami jika APBN sudah mampu menggratiskan sekolah dasar hingga universitas serta menggratiskan layanan kesehatan bagi orang sakit.

“Pemohon berpendapat, lebih tepat dana pensiun yang diperuntukkan kepada mantan pejabat negara dialihkan kepada mantan pejabat negara dialihkan kepada pendidikan dan kesehatan, hal ini tentu akan lebih bermanfaat buat kesejahteraan rakyat dan sesuai Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945,” kata pemohon. Adapun permohonan ini tercatat dengan perkara nomor 94/PUU-XX/2022 dan diregister pada Kamis (15/9/2022).

 Komentar

Berita Terbaru
Metro14 Mei 2025 22:30
Pemkot Makassar Ingin Jadikan Pasar Summarecon Sebagai Percontohan, Ini Alasannya
Pedomanrakyat.com, Makassar – Pemerintah Kota Makassar, menjadikan pasar di area Summarecon, Kecamatan Biringkanaya sebagai percontohan pasar mo...
Politik14 Mei 2025 21:30
Pekan Ini, Empat Paslon Pilkada Palopo Adu Gagasan dalam Debat Publik
Pedomanrakyat.com, Makassar – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan akan melaksanakan debat publik pasangan calon (paslon) Wali Kota dan waki...
Metro14 Mei 2025 20:41
Fatmawati Rusdi: Bank Sulselbar Harus Jadi Prime Mover Pembangunan Daerah
Pedomanrakyat.com, Makassar – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menghadiri sekaligus membuka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahuna...
Daerah14 Mei 2025 20:25
Irwan Hamid: Semoga Hasil RUPS Bawa Bank Sulselbar Semakin Profesional, Modern dan Beri Kontribusi Nyata
Pedomanrakyat.com, Makassar – Bupati Pinrang H.A. Irwan Hamid, berkesempatan menghadiri jamuan makan malam yang digelar oleh Pemerintah Provinsi...