Pedomanrakyat.com, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo, mempertanyakan motivasi Ibnu Basuki Widodo menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ibnu merupakan seorang hakim karier yang kini bertugas di Mahkamah Agung (MA) sebagai Hakim Tinggi Pemilah Perkara.
“Kenapa lebih memilih menjadi koordinator penyelidik, penyidik, dan penuntut. Apa motivasi bapak? Saya butuh penjelasan dari bapak,” ujar Rudianto dalam Rapat Pleno Pemilihan dan Penetapan Calon Pimpinan KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11).
Baca Juga :
Menurut Rudianto, para hakim di pengadilan negeri maupun pengadilan tinggi umumnya berkeinginan menjadi hakim agung.
“Bapak sebagai hakim kenapa tidak bercita-cita menjadi hakim agung? Biasanya kalau hakim pengadilan negeri, pengadilan tinggi, cita-citanya mau menjadi hakim agung Republik Indonesia untuk membenahi peradilan kita,” tandasnya.
Lebih lanjut Rudianto mempertanyakan program monev (monitoring dan evaluasi) yang telah dipaparkan Ibnu. Dia mengatakan, pemberantasan tindak pidana korupsi telah dilakukan sejak lama namun sampai sekarang rasuah masih saja menjadi momok besar bangsa Indonesia.
“Berarti di sini tidak ada efek jera, belum ada efek jera. Bapak menjelaskan di sini perlu monitoring dan evaluasi secara menyeluruh SDM, integritas, pencegahan, dan penindakan,” kata Rudianto.
“Konsepnya seperti apa itu, Pak? Saya mau lebih mendalam lagi. SDM bagaimana, mau diapakan SDM yang ada di KPK? Apakah dianggap kurang berintegritas atau apa? Saya butuh penjabaran dari makalah Bapak soal monev,” pungkas Rudianto.
Komentar