Pedoman Rakyat, Makassar – Sejumlah warga perumahan elit di Jalan Tanjung Bunga, Green River View marah dan melakukan protes pada PT GMTD selaku pengembang. Bagaimana tidak sarana air bersih untuk warga sejak tiga tahun belakangan terkesan dijatah lantaran hanya mengalir pada jam-jam tertentu.
Warga Green River View, Purnomo saat ditemui dikediamannya mengatakan pihak pengembang sejak awal menjanjikan setiap unit akan dialiri air PDAM selama 24 jam. Namun kenyataannya air justru didistribusikan pada jam-jam tertentu saja.
“Janji marketing setiap unit akan mendapatkan air PDAM, tapi sampai hari ini, bahkan setelah kita melakukan upaya somasi, pengembang tidak kunjung memenuhi janjinya. Air yang katanya air PDAM, hanya air curah yang ditampung di sepuluh tangki, dan hanya mengalir hanya pada jam-jam tertentu,” ungkapnya.
Baca Juga :
Tak hanya itu Purnomo curiga, Air yang terkesan dijatah tersebut juga bukan sepenuhnya air bersih dari PDAM. Pasalnya kata Dia, selama ini tagihan air dibayarkan melalui pengembang dan bukan melalui PDAM.
“Tagihan air yang katanya PDAM itu kami bayar melalui pengembang. Itupun kuitansi pembayaran tidak ada rinciannya,” ujarnya sembari menunjukkan lembaran tagihan airnya.
Lebih lanjut Pur mengatakan pihak GMTD sejauh ini memang telah melakukan perundingan, namun hingga saat ini pihak pengembang hanya memberi janji. Hal itu membuat dirinya dan sejumlah warga marah. Aksi protes sejak tiga hari ini dilakukan dengan cara memajang spanduk yang bertuliskan protes tentang air bersih.
“Janjinya itu Oktober akan mengaliri air ke-rumah rumah kami, tapi sampai sekarang tidak ada, hanya janji-janji saja. Makanya kita posting ini ke media sosial, kita juga sudah somasi melalui peradi.
Diketahui berdasarkan pantauan, sejumlah unit rumah di Klaster Primerose, Green River View memang memajang spanduk protes bertuliskan, Air, air, air, Pengelola! Mana janjimu. air PDAM mu!!
Hal itu dilakukan warga sebagai unjuk rasa alternatif, yang biasanya dilakukan pada umumnya. Purnomo mengatakan, aksi tersebut sudah dilakukan sejak awal November tahun ini guna menuntut janji pengelola dalam hal ini GMTD.
Lebih jauh ditanyai terkait meteran air dengan logo PDAM, Purnomo mengatakan meteran tersebut diduga hanya modus belaka. Pasalnya meteran tersebut sama sekali tidak dijadikan ukuran penagihan pembayaran air.
“Kalau ada modus lain yah mungkin saja, tapi faktanya seperti yang Anda lihat. Meteran itu hanya logo PDAM saja, karena faktanya kalau memang ini instalasi PDAM, pasti akan mengalir 24 jam, faktanya air dirumah kami hanya mengalir 3 kali sehari dan pada jam-jam tertentu,” pungkasnya.
Sementara itu, Public Relation PT GMTD, Natasiah kepada Bukamata.com tak menampik adanya aksi protes warga disejumlah klaster Green River View. Ia mengatakan hal itu dipicu akibat ketersediaan air bersih.
Menurutnya pengelola sejauh ini telah berkomunikasi dengan warga dan permasalahan itu sudah didiskusikan.
“Kita sudah ketemu tadi dengan beberapa perwakilan warga, sudah kita diskusikan mas, saat ini sudah berangsur normal, ” Terangnya.
Lebih lanjut kata Dia, pengelola selama ini sudah berusaha memenuhi kebutuhan air warga, tangki reservoir sudah disediakan namun memang masih belum bisa memuaskan warga.
“Saya pikir kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan air bersih dan mendistribusikan kepada warga, kita tidak mungkin mau menyengsarakan warga kami mas, yah walaupun memang beberapa hari lalu sempat terjadi kendala teknis sehingga memicu ketidakpuasan warga. Tapi alhamdulillah saat ini kondisi sudah berangsur pulih, tukasnya. (dir)
Komentar