Pedomanrakyat.com, Jakarta – Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri menanggapi banyaknya pemain muda berlabel Timnas Indonesia yang pendidikan kepolisian. Ia mengaku tidak setuju.
Ada sembilan pemain yang meninggalkan klubnya di tengah Liga 1 2023/2024 karena pendidikan kepolisian.
Mereka adalah Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Kakang Rudianto, Rabbani Tasnim Siddiq, Dimas Juliano Pamungkas, Muhammad Fariz Maulana, Muhammad Ferarri dan Ananda Raehan.
Baca Juga :
- Ditemukan 10 Ribu Sembako Diduga untuk Cagub 01 di Bone, Milik Profesor Zakir Sabara-Libatkan Polisi
- Usai Vonis, Guru Supriyani akan Tuntut Balik Aipda WH dan Polisi yang Lakukan Kriminalisasi
- Kuasa Hukum: Permintaan Uang Rp 50 Juta ke Guru Honorer Supriyani Buat Kapolsek, Katanya Untuk Penghentian Perkara
“Memang susah ya, maksudnya begini. Pemain mengambil sikap untuk masuk Polri, keputusan ini adalah antisipasi dia untuk masa depan,” kata Indra Sjafri kepada wartawan.
“Saya mohon maaf, tetapi sebenarnya kurang setuju kalau pemain profesional seperti ini. Saya saja berhenti dari PT Pos,” ujarnya menambahkan.
Bicara dari pengalamannya, menjalani dua profesi sekaligus terasa sangat berat. Untuk itu dia pun akhirnya memilih fokus 100 persen di sepakbola dengan meninggalkan pekerjaan regulernya.
Menurutnya juga, sepakbola adalah pekerjaan yang harus ditekuni sepenuh hati dengan dedikasi dan komitmen. Jika sungguh-sungguh, terbuka lebar juga peluang untuk menjadi pesepakbola sukses.
“Saya tidak tahu nanti bagaimana kariernya setelah pemain itu masuk Kepolisian. Cuma dari pengalaman saya, tidak bisa memerankan dua karier, makannya saya berhenti dari PT Pos, tidak mungkin,” tutur Indra Sjafri.
“Saya saja berhenti dari PT POS Indonesia. Apa lagi kurangnya industri sepak bola? Asal kita memang konsentrasi di sepak bola, benar-benar kerja keras, tidak ada keraguan sebenarnya,” ucapnya.
“Saya sebagai orang yang bergerak di sepakbola profesional, jangan ada ketakutan untuk pemain-pemain yang benar-benar ingin berkonsentrasi di sepakbola,” katanya lagi.
Komentar