Pedomanrakyat.com, Korea – Korea Utara menentang perang tapi akan menggunakan senjata nuklir jika Korea Selatan menyerang. Ancaman ini dilontarkan Kim Yo Jong, adik pemimpin Korut Kim Jong Un.
Menurut pengamat, peringatan yang dilontarkan pada Selasa itu mungkin ditujukan untuk presiden Korsel terpilih yang konservatif.
Kim Yo Jong, pejabat senior pemerintah dan partai penguasa, mengatakan “kesalahan yang sangat besar” bagi Menteri Pertahanan Korsel mengeluarkan pernyataan terbaru yang membahas serangan ke Korut, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah Korut, KCNA.
Baca Juga :
Pada Jumat, Menteri Pertahanan Korsel, Suh Wook mengatakan militer Korsel memiliki beragam rudal dengan jangkauan yang ditingkatkan secara signifikan, akurasi dan kekuatan, serta “kemampuan untuk mengenai target apapun dengan akurat dan cepat di Korut.”
Kim Yo Jong dan pejabat Korut lainnya mengeluarkan pernyataan pada Minggu mengecam pernyataan Suh, dan memperingatkan bahwa Pyongyang akan menghancurkan target-target utama di Seoul jika Korsel mengambil setiap “tindakan militer berbahaya” seperti serangan preemptive atau pendahuluan.
Dalam pernyataannya pada Selasa, Kim Yo Jong mengatakan Pyongyang menentang perang, yang akan menghancurkan semenanjung itu, dan tidak memandang Korsel sebagai musuh utamanya.
“Tapi jika Korea Selatan, atas alasan apapun – apakah itu dibutakan oleh salah penilaian atau tidak – memilih tindakan militer seperti ‘serangan pendahuluan’ yang digembar-gemborkan oleh (Suh Wook), situasinya akan berubah,” jelas Kim, dikutip dari Reuters, Rabu (6/4).
“Dalam hal ini, Korea Selatan sendiri akan menjadi target.”
pasukan tempur nuklir Korut akan melakukan tugasnya. Dia juga menekankan Korsel bisa menghindari hal buruk ini dengan membuang “lamunan fantastis”-nya untuk meluncurkan serangan pendahuluan terhadap negara bersenjata nuklir.
Kritik Kim Yo Jong kemungkinan besar diarahkan pada Presiden Korsel terpilih, Yoon Suk-yeol, yang menyerukan sektor pertahanan yang lebih kuat terhadap ancaman Korut, menurut Rachel Minyoung Lee, analis proyek 38 North yang memantau Korut.
“Komentar ‘serangan premptive’ Yoon menjadi headline beberapa bulan lalu, dan Pyongyang memanfaatkan pernyataan Suh merujuk pada pemerintahan Korea Selatan yang akan datang,” jelasnya.
Komentar