Pedomanrakyat.com, Makassar – Anggota Komisi B DPRD Sulawesi Selatan, Syukur, menyampaikan permasalahan yang dikeluhan para petani sawah di Kabupaten Pinrang, Sulsel.
Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi B DPRD Sulsel bersama Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).
Salah satunya, terkait dengan persoalan penyerapan gabah petani hingga harga beli bulog yang dianggap tidak merata di Kabupaten Pinrang.
Baca Juga :
“Jadi saya sudah sampaikan baik di Dinas melalui rapat evaluasi, maupun di RDP tadi dengan bulog,” kata legislator NasDem Sulsel ini.
Dimana, kata Anggota DPRD Sulsel dari dapil Sulsel 9 meliputi Kabupaten Pinrang, Enrekang dan Sidrap ini, bolug memberi respon baik terkait peroslan yang dialami para petani.
“Alhamdulillah mendapat respon baik dari pihak bulog, bahwa bulog siap menampung dan menyerap hasil dari petani kita, sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah pusat,” ungkapnya.
Merespon hal itu, Pimpinan Bulog Sulselbar, Fahrurozi, memastikan pihaknya tetap berkomitmen menyerap gabah petani meskipun dihadapkan pada sejumlah kendala teknis.
“Kapasitas gudang utama kami hanya 354.000 ton, sedangkan stok saat ini sudah mencapai 437.000 ton. Untuk mengatasi ini, kami menyewa 19 gudang tambahan dengan total kapasitas mencapai 200.000 ton,” jelas Fahru.
Fahru juga menyebutkan kendala teknis seperti keterbatasan fasilitas pengering (dryer) sebagai tantangan lain. Saat ini, Bulog hanya mampu mengolah 22.000 ton gabah per hari dari total produksi gabah Sulsel yang mencapai 2,6 juta ton per tahun.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra penggilingan untuk mengatasi kekurangan fasilitas. Kami juga sedang mengupayakan pembangunan penggilingan baru di daerah sentra produksi,” terangnya.
Bulog Sulselbar mengklaim telah menyerap sekitar 20 persen dari total produksi gabah di Sulawesi Selatan. Fahru menegaskan, upaya peningkatan penyerapan terus dilakukan untuk memenuhi target pemerintah dan kebutuhan petani.
Komentar