Pedomanrakyat.com, Makassar – Anggota Komisi D DPRD Sulawesi Selatan, Muhammad Sadar, mencecar Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (DBMK) Sulsel.
Hel tersebut terkait dengan pemeriksaan aspal yang digunakan DBMBK Sulsel dalam pengerjaan sejumlah proyek jalan poros yang ada di Sulsel.
Ketua Fraksi NasDem Sulsel, Muhammad Sadar mempertanyakan terkait material yang digunakan. Menurutnya, selama ini di Sulsel itu menggunakan aspal penetrasi 60/70.
- Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry-DPRD Sulsel Bahas Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
- DPRD Sulsel Terima Kunjungan Pj Gubernur Fadjry Djufry, Harap Harmonisasi Eksekutif-Legislatif Terjaga
- Lukman B Kady Soroti Ruas Jalan Sapaya-Malakaji: Dari Periode ke Periode Tidak Pernah Diperhatikan
- Dianggarkan Rp32 Miliar, Komisi D DPRD Sulsel Harap Jalan Hertasning Makassar Tak Lagi Ditambal Paving Block
“Disini kalau ndak salah penggunaan aspal itu ada beberapa suplayer yang ada di sulsel ini mendistribusi ke (Aspal Mixing Plant) AMP-AMP milik kontraktor pemenang tender,” tanya Sadar, saat rapat bersama DBMBK Sulsel, Senin (20/1/2025).
Namun kata Sadar, beberapa kali pihaknya meninjau AMP, ada suplyer yang aspal produknya kurang bagus, yaitu dengan menggunakan aspal luar dati Iran.
“Itu dikerjakan oleh rekanan-rekanan kita di sulsel. Apakah ini bisa dipakai untuk anggaran 2025, atau kita menggunakan bahan lokal dalam hal ini aspal curah penetrasi dibawa pertamina,” tegasnya.
Politisi Partai NasDem Sulsel ini juga mengkritisi terkait kualitas aspal. Bagaimana tidak, banyak jalan di Sulsel di anggarkan tahun ini. Namun satu dua tahun sudah rusak segingga dianggarkan kembali.
“Karena kualitasnya beda dengan yang kita harapkan seperti itu. Jadi mungkin kedepan di 2025 ini penggunaan aspal itu harus di verifikasi jelas, bahwa ini aspal dari pertamina atau dari Singapur atau dari mana,” ujar Sadar.
Ia juga meminta kepada DBMBK Sulsel dalam hal ini UPT Laboratorium, agar pengujian bahan material aspal betul dilakukan sebelum digunakan.
“Jadi tadi saya katakan bahwa sebaiknya kalau aspal itu mau (diuji) di labolatorium kita ambil sampelnya di tempatnya Suplyer aspal, bukan di AMP,” turang Sadar.
Sementara itu, UPT Labortorium DBMBK Sulsel mengungkapkan bahwa, pihaknya hanya menerima material aspal yang di bawa oleh pengguna jasa yang di dampingi oleh PPTK dan konsultan,
“Jadi untuk asal muasal lengkapnya bahwa ini dari suplayer langsung itu kami tidak terlalu tau. Tapi pengawasan dari konsultan sama PPTK pak di ambil AMP nya,” bebernya.