Politik Identitas Bentuk Paling Primitif, Bodoh dan Malas

Nhico
Nhico

Selasa, 14 Juni 2022 11:35

Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Willy Aditya.(F-INT)
Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Willy Aditya.(F-INT)

Pedomanrakyat.com, Jakarta – Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Willy Aditya menentang keras politik identitas di kontestasi politik Indonesia, khususnya Pemilihan Umum 2024. Menurutnya, politik identitas mengancam keutuhan bangsa dan negara.

“Bagi Indonesia, itu hal yang sangat berbahaya kalau dijadikan komoditas politik, karena kita sebuah negara yang berbangsa-bangsa (majemuk),” kata Willy dalam diskusi Crosscheck Medcom.id, Minggu (12/6).

Legislator NasDem itu menilai manuver politik identitas masih laku karena tidak ada upaya keluar dari penggunaan hal tersebut. Jenis politik tersebut gampang memengaruhi pilihan publik.

“Orang dengan politik identitas bisa mengamankan posisinya,” tandasnya.

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu menganggap politik identitas sebagai antitesis politik uang. Sebab, politik uang membutuhkan dana yang besar.

“Itu (politik identitas) yang paling gampang dijual. Berkaca pada dua kali pemilu terakhir, politik identitas sangat renyah, sangat organis untuk dikonsumsi,” imbuhnya.

Legislator NasDem dari Dapil Jawa Timur XI (Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, dan Sampang) itu menilai penggunaan politik identitas yang masif beberapa tahun terakhir merupakan bentuk kemalasan mencari simpati pemilih dalam sebuah kontestasi.

“Politik identitas itu adalah politik yang paling primitif, kebodohan, dan kemalasan yang tinggal dihadirkan begitu saja,” kata Willy.

Seharusnya, kata Willy, kontestan menawarkan gagasan kepada pemilih. Terutama, menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

“Padahal politik adalah medan rekayasa sosial, medan pertarungan manusia melahirkan ide-ide kreatif yang melampaui hal-hal yang identitas di dalam dirinya,” ungkap Willy.

Ia menambahkan, politik identitas memberikan dampak buruk kepada kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya, menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat.

Willy pun mengingatkan, pemilu adalah pesta demokrasi, yang seharusnya para kontestan menyampaikan harapan-harapan kepada pemilih, tanpa menyebar kebencian kepada lawan.

“Namanya pesta, kenapa kita tidak menumbuhkan harapan sebanyak-banyaknya,” pungkasnya.

 Komentar

Berita Terbaru
Daerah12 Maret 2025 23:38
Bupati Syaharuddin Alrif Dukung BPJS Ketenagakerjaan Lindungi Petani-Pekerja di Sidrap
Pedomanrakyat.com, Sidrap – Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, menerima audiensi BPJS Ketenagakerjaan Sidrap di ruang kerjanya, Kelurahan Batu L...
Metro12 Maret 2025 23:08
Reses di Biringkanaya, Odhika Serap Aspirasi Warga Mulai Soal Banjir hingga Pembenahan Data DTKS
Pedomanrakyat.com, Makassar – Anggota DPRD Kota Makassar, Andi Odhika Cakra Satriawan, kembali turun langsung ke tengah masyarakat dalam rangka ...
Daerah12 Maret 2025 22:41
Bupati Ibas Sidak Proyek Pembangunan Pasar Tomoni, Target Rampung Akhir Maret
Pedomanrakyat.com, Lutim – Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam (Ibas), melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke proyek pembangunan Pasar Tomon...
Metro12 Maret 2025 22:11
DPRD Sulsel Komitmen Dukung Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting BKKBN
Pedomanrakyat.com, Makassar – Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Andi Rachmatika Dewi, menerima kunjungan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, di...