Pedoman Rakyat, Jakarta – Stasiun Geofisika Banjarnegara menyebut gempa bumi berkekuatan 2,5-3 magnitudo yang melanda Kota Salatiga selama tujuh kali pada Sabtu (23/10) pukul 01.00 hingga 07.00 Wib dipicu adanya pergerakan sesar Merapi Merbabu yang sangat aktif.
“Rentetan gempa yang muncul di Salatiga disebabkan pergerakan sesar Merapi Merbabu dan kondisinya saat ini sangat aktif. Titik episentrum kedalaman gempa sekitar 5 kilometer sampai 11 kilometer.
Gempa juga dirasakan di wilayah Ambarawa dan sekitarnya,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayogie, Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga :
Dari informasi yang dihimpun cuaca Jateng, semula gempa bumi berkekuatan 3,0 magnitudo melanda Kota Salatiga pada jam 00.30 Wib. Kemudian berturut-turut gempa susulan kembali muncul jam 00.42, jam 02.45, jam 05.29, jam 05.39, jam 06.03, jam 06.33 dan jam 06.44.
“Masyarakat diimbau tetap tenang, tidak perlu panik. Karena ini sifatnya gempa dangkal dan lokal,” ungkapnya.
Gempa yang melanda Kota Salatiga menurutnya bukan terjadi satu kali ini saja. Karena pergerakan sesar Merapi Merbabu sesar tersebut sudah beberapa kali menimbulkan getaran gempa bumi dengan kekuatan yang kecil.
“Dari riwayat gempanya, Salatiga ini beberapa kali juga pernah dilanda gempa lokal. Terakhir kekuatan gempanya 2,5 magnitudo,” jelasnya.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan tim BMKG untuk mengecek getaran sesar Merapi Merbabu apakah mempengaruhi siklus vulkanis di Gunung Merapi atau tidak. Tim masih juga menganalisa apakah pergerakan sesar Merapi Merbabu akan meluas di sejumlah daerah.
“Kita selama ini tidak memantau kondisi di Merapi. Maka masih kita cermati apakah gempa Salatiga merembet ke Gunung Merapi atau tidak. Kewenangannya sudah beda. Kerusakan bangunan di Salatiga, kita mengamati belum ada sama sekali,” katanya.
Komentar